Rabu, 24 Oktober 2012

Kerajaan Arab Saudi Belum Tetapkan Haji Akbar

Posted by penk syahid on 06.44

Kerajaan Arab Saudi Belum Tetapkan Haji Akbar

Jeddah, Pelita
Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi belum menetapkan apakah musim haji tahun 1430 Hijriah/2009 Masehi sebagai haji akbar. Kepastian mengenai predikat tersebut akan ditentukan melalui rukyat (melihat langsung bulan) pada 29 Dzulqadah.
Pengumuman mengenai pergantian penanggalan Hijriah itu sesuai informasi akan dilakukan pada Selasa (17/11) pukul 18.00 Waktu Arab Saudi, karena sesuai kalender negeri ini, sudah terjadi pergantian hari, atau tanggal 29 Dzulkadah.
Konsul Haji Indonesia H Syairozy Dimyathi saat dikonfirmasi wartawan di Bandarra King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, Senin (16/11) malam mengatakan belum mendapat informasi apakah haji tahun ini akbar atau tidak. Karena pengumuman mengenai apakah nanti saat Wukuf di Arafah pada hari Jumat atau hari Kamis.
Saya belum mendapat informasi, kecuali pada besok Selasa (hari ini-Red), ada acara penentuan kapan tanggal 1 Dzulhijah. Sehingga bisa diketahui Wukuf di Arafah 9 Dzulhijah itu hari Kamis atau Jumat, jelasnya.
Menurut pemahaman banyak pihak jika Wukuf di Arafah jatuh pada hari Jumat, maka hajinya akbar. Tetapi bila hari lain, diyakini sebagai haji biasa (tidak akbar-red).
H Syairozy yang saat itu didampingi Kepala Bidang Penerangan Konjen RI Jeddah, Darma Kitry, mengatakan ada daya tarik tersendiri di kalangan masyarakat Arab Saudi bila haji akbar. Mereka banyak melaksanakan ibadah haji pada haji ini, karena Rasulullah Muhammad SAW saat berhaji dan hanya sekali sepanjang hayatnya, kejadiannya pada hari Jumat.
Karena adanya pemahaman seperti itu, maka pemerintah Arab Saudi sendiri sebetulnya merasa lebih repot, dibanding bila Wukuf terjadi pada hari lain. Namun juga ada pertimbangan tertentu, misalnya karena jamaah calon hajinya kurang ramai, bisa saja terjadi pergeseran hari sehingga Wukufnya menjadi hari Jumat.
Segala sesuatunya belum ada kepastian, apalagi di Arab Saudi berlaku bila ada salah satu ulama melihat bulan di ufuk barat untuk menentukan tanggal 1 Dzulhijah, maka sudah bisa dijadikan pedoman atau dianggap sah. Tapi ulama dimaksud harus punya pengaruh dan sudah teruji, kata Syairozy.
Menurut pandangan Syairozy Dimyathi, ada kemungkinan Wukufnya tahun ini hari Kamis, tetapi bisa saja digeser menjadi Jumat dengan pertimbangan seperti disebut diatas. Tapi menurutnya ada dalil yang menegaskan, hari apapun pelaksanaan Wukuf merupakan haji akbar, karena sesungguhnya sudah ada yang membedakan yaitu umroh, karena umroh itu haji kecil.
Yang membedakan haji akbar dengan haji kecil, antara haji biasa dan umroh. Dan perbedaan pandangan (hilafiyah) inilah yang membuat semuanya bisa berjalan lancar, indah, dan banyak ditemui kemudahan. Bayangkan jika tiga juta orang semua hanya berpandangan atau berpedoman satu mahzab, betapa sulitnya merealisasikan, katanya. (sal)

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site

 
  • Penayangan bulan lalu