Jumat, 06 Januari 2012

Berhenti Berharap

Posted by penk syahid on 02.55

Berhenti Berharap

Berhenti berharap...Ketika waktu telah kita lalui bersama
Ku berharap dia merasakan apa yang aku rasakan
Berharap hadirku kan istimewa

Namun ketika waktu berkata lain
Bahkan bayangmu terlalu jauh untuk diraih
Hati ini telah letih menanti




Aku ingin berhenti berharap.
Berhenti menanti senja.
Lalu kecewa saat kamu tak juga datang.
Aku ingin berhenti menginginkan,
Tapi sayangnya aku tidak mampu.

Selalu, aku merindukan senja, juga melihat bayangmu menghampiriku dalam remang senja sore hari. Menunggumu datang disini menemuiku, aku benci berharap, aku benci menunggu, dan aku benci karena aku membenci hal itu! Maka ketika setiap senja sudah berganti dengan malam, aku selalu mengalami insomnia dan tenggelam dalam retorika. Beberapa bulan yang lalu kamu berkata akan kesini, namun tidak jadi, ya aku mengerti kondisimu tidak memungkinkan. Bulan kemudiannya kamu kembali lagi memberi seberkas harapan menanntimu disini dan lagi-lagi aku kecewa. Aku benar-benar benci seperti ini!
Malam ini aku kembali bicara padamu dan jawabanmu masih sama seperti sebelumnya.
“Kamu jadi kesini kan?” tanyaku.
“Insya Allah y kalau aku bisa, kamu jangan terlalu berharap, kamu ngerti kan maksudku?” itu jawabmu.
“Kenapa? Sekali ini saja, ini sangat penting buatku.”
“Aku bilang kan kalau aku bisa” lagi-lagi jawabmu.
Kemudian kamu menghilang dalam malam, tinggal aku berkutat dengan malam insomniaku.
Tiba-tba aku merasa sakit, sakit oleh secangkir kopi pahit yang di dalamnya terkandung satu sendok teh kerinduan, dua sendok teh kekecewaan, dan satu sendok teh harapan. Aku benci merasakannya, aku benci meminumnya dan membiarkan mereka melalui kerongkonganku masuk ke dalam tubuhku. Aku benci namun aku menyukai kopi pahit.

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site

 
  • Penayangan bulan lalu